KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN
KETERBATASAN
SUMBER DAYA KOMPUTASI
Ahlihi Masruro
STMIK AMIKOM Yogyakarta
Abstraksi
Grid ComputinG, suatu arsitektur
sistem komputer berkinerja tinggi yang memanfaatkan teknologi grid computing
yang ada (beberapa di antaranya: Globus Toolkit 4, Condor, PVM, MPI) sebagai
komponen pembangunnya. Dengan terbentuknya infrastruktur komputasi grid
computing ini, diharapkan kebutuhan para peneliti akan sumber daya komputasi
dapat dipenuhi dan pada gilirannya dapat meningkatkan tingkat kompetitif.
Kata Kunci: grid
computing, distributed computing, PVM (Parallel Virtual Machine)
1. Pendahuluan
1.1. Kebutuhan
Sumber Daya Komputasi pada Pengembangan e-Science
Saat ini, para peneliti sudah
amat menyadari pentingnya peran komputer dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Komputer memungkinkan para peneliti untuk menciptakan
laboraturium virtual dalam komputer untuk melakukan eksperimen- eksperimen yang
akan mahal sekali jika dilakukan di dalam sebuah laboraturium fisik atau bahkan
tidak mungkin. Beberapa pihak bahkan telah memberikan nama tersendiri untuk
menggambarkan kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis
komputer ini dengan sebutan e-Science 0.
1.2. Mahalnya
sumber daya komputasi
Untuk melakukan eksperimen
dengan menggunakan komputer dalam konteks pengembangan e-Science di atas
umumnya dibutuhkan sumber daya komputasi yang berkinerja tinggi (atau juga
dikenal dengan sebutan high performance computing). Pada beberapa dekade yang
lalu, sumber daya komputasi berkinerja tinggi ini hanya dapat dipenuhi oleh
komputer yang dikategorikan sebagai supercomputer (seperti komputer Cray X-MP,
CDC, Illiac-IV). Supercomputer memang dapat memenuhi kebutuhan para peneliti
e-Science, namun karena harganya yang mahal, hanya sedikit dari
para peneliti
tersebut yang dapat memilikinya/menggunakannya. Sejalan dengan perkembangan
teknologi komputer, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak, saat
ini sumber daya komputasi berkinerja tinggi tidak lagi harus dipenuhi oleh
komputer- komputer berkategori supercomputer. Bahkan dengan teknologi komputer
yang dikenal dengan nama grid computing, sejumlah komputer yang lazim digunakan
di perkantoran dapat digabung untuk secara bersama-sama melakukan eksperimen
seperti yang dahulu biasa dilakukan oleh supe computer.
1.3. Grid
Computing sebagai Solusi
Bagi para peneliti di
negara-negara yang kemampuan ekonominya terbatas maka solusi yang diberikan
oleh teknologi grid computing ini merupakan suatu alternatif yang harus
dipertimbangkan dengan amat serius. Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, termasuk yang dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer
(e-Science), tidak harus terhenti hanya karena keterbatasan dana. Teknologi
grid computing memungkinkan para peneliti memanfaatkan sumber daya komputasi
yang telah ada semaksimal mungkin. Dengan menggunakan teknologi ini, para
peneliti dapat menggabungkan komputer-komputer yang berada di tempat-tempat
yang secara geografis terpisah menjadi suatu kesatuan sistem komputer. Gabungan
banyak komputer ini secara keseluruhan mampu menyediakan sumber daya komputasi
yang setara atau bahkan lebih dengan komputer berkategori supercomputer. Lebih
lanjut, sistem komputer ini dapat digunakan secara bersama-sama oleh para
peneliti yang juga berasal dari instansi-instansi yang lokasinya berlainan.
Secara keseluruhan, tidak saja teknologi grid computing memungkinkan para
peneliti menerapkan e-Science untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan biaya yang relatif “terjangkau”, tetapi juga dapat memanfaatkan sumber
daya komputasi yang ada seefisien mungkin secara bersama-sama oleh banyak
peneliti.
2. Pembahasan
2.1. Evolusi Grid
Computing
Teknologi grid computing merupakan
teknologi yang telah dikembangkan dalam waktu yang panjang. Secara evolusi kita
melihat pengembangan teknologi sejenis mulai dari Condor 0, kemudian diikuti
oleh PVM (Parallel Virtual Machine) 0 dan MPI (Message Passing Interface) 0,
sampai dengan Globus Toolkit 0. Sejak awal, para peneliti di bidang komputasi
berkinerja tinggi telah menggunakan dua pendekatan 0, (1) supercomputer,
membangun sebuah komputer dengan teknologi perangkat keras berkinerja tinggi,
dan (2) multicomputer, membangun sebuah sistem komputer dengan teknologi
jaringan interkoneksi dan perangkat lunak. Pendekatan pertama umumnya
menghasilkan sebuah komputer yang berkinerja tinggi, tetapi berharga amat mahal
sehingga hanya dapat dimiliki oleh segelintir pihak saja. Pendekatan kedua menghasilkan
suatu sistem komputer yang kinerjanya bervariasi sesuai jumlah komputer yang
tergabung dan konfigurasi perangkat lunak yang digunakan.
Walaupun harga suatu sistem
komputer berkinerja tinggi yang dibangun dengan pendekatan multicomputer lebih
terjangkau dibandingkan dengan supercomputer, pemakaiannya masih terbatas.
Sistem komputer berbasis jaringan tersebut umumnya diterapkan pada
komputer-komputer yang terhubung dalam suatu jaringan lokal (LAN). Salah satu
penyebabnya adalah masalah keamanan jaringan yang belum tertangani dengan baik.
Selain itu, sistem perangkat lunak pendukung yang memungkinkan
komputer-komputer tersebut bekerja sebagai satu kesatuan umumnya memiliki
konfigurasi yang kompleks sehingga penggunanya harus memiliki keahlian
tersendiri sebelum dapat memanfaatkan sistem komputer tersebut.
Sejalan dengan perkembangan teknologi
Internet dan teknologi- teknologi komputer yang berkaitan lainnya seperti
protokol komunikasi data, teknologi keamanan jaringan, teknologi pemgrograman
terdistribusi, dan teknologi bahasa pemrograman yang independen terhadap
arsitektur komputer maka sistem komputer berkinerja tinggi berbasis jaringan
menjadi lebih mudah untuk diimplementasikan dan digunakan.
2.2. Grid
Computing & Solusi yang Ditawarkan
Pada beberapa tahun belakangan
ini, sekelompok peneliti di bidang komputasi berkinerja tinggi secara serius
memusatkan perhatian pada pengembangan sistem komputer berbasis jaringan
seperti yang telah diuraikan di atas dengan menggunakan teknologi yang dikenal
dengan sebutan teknologi grid computing 0.
Teknologi grid computing adalah
suatu cara penggabungan sumber daya yang dimiliki banyak komputer yang
terhubung dalam suatu jaringan sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem
komputer dengan sumber daya komputasi yang besarnya mendekati jumlah sumber
daya komputasi dari komputer-komputer yang membentuknya. Lebih lanjut, sebagian
atau seluruh sumber daya komputasi ini dapat dipakai oleh penggunanya sesuai
kebutuhan masing-masing. Penamaan “grid” disini meminjam istilah yang digunakan
dalam ketenagalistrikan 0, dimana pembangkit-pembangkit tenaga listrik
dihubungkan satu sama lain untuk secara bersama-sama memasok kebutuhan tenaga
listrik penggunanya. Masing-masing pengguna hanya menggunakan sebagian dari
daya listrik yang dihasilkan oleh seluruh pembangkit tenaga listrik tersebut.
Berbeda dengan
teknologi-teknologi pendahulunya seperti Condor, PVM, atau MPI, teknologi grid
computing dilengkapi oleh komponen-komponen yang memungkinkan pemanfaatan
sumber daya komputasi yang terhimpun secara lebih optimal dan aman. Untuk
melihat komponen-komponen dari teknologi grid computing ini, disini akan
diuraikan dengan singkat sistem Globus Toolkit yang dikembangkan oleh para
peneliti di Argonne National Laboratory, Amerika Serikat 0. Sistem Globus
Toolkit merupakan salah satu teknologi grid computing yang populer dan banyak
digunakan oleh pihak-pihak yang ingin mengintegrasikan sumber daya komputasi
mereka yang tersebar menjadi satu kesatuan.
Secara spesifik, sistem Globus
Toolkit yang akan dibahas disini adalah sistem Globus Toolkit versi 4 (GT4) 0,
yang merupakan versi mutakhir dari sistem Globus Toolkit. Sistem GT4 dibangun
dengan menggunakan teknologi Web Services 0 yang telah berkembang menjadi suatu
standar dalam pengembangan perangkat lunak terdistribusi. Teknologi Web
Services memungkinkan GT4 mengadopsi konsep berorientasi layanan
(service-oriented) yang menggunakan layanan, bukan perangkat keras, sebagai
komponen dasar bangunannya. Di atas Web Services ini GT4 membangun
komponen-komponen utama dari sistem komputasi grid berikut ini.
2.3.Infrastruktur
Komputasi Grid
Dengan meningkatnya kebutuhan
para peneliti akan sumber daya komputasi untuk melakukan e-Science seperti
telah disebutkan dimuka dan berkembangnya teknologi grid computing maka
beberapa negara telah mengambil inisiatif untuk mengimplementasikan
infrastruktur komputasi grid di tingkat nasional. Beberapa contoh di antaranya:
India 0, Singapura 0, dan Jepang 0.
Suatu infrastruktur komputasi grid
akan dapat menekan biaya investasi dibandingkan bila masing-masing institusi
tersebut harus mengadakan perangkat komputasinya sendiri-sendiri. Lebih lanjut,
sistem komputasi grid yang menuntut penggunaan sumber daya komputasi secara
bersama-sama akan menumbuhkan semangat berkolaborasi di antara para peneliti
tersebut. Suatu hal yang amat positif.
Melihat manfaat yang dapat
diberikan oleh keberadaan suatu infrastruktur komputasi grid di tingkat
nasional maka pada makalah ini diajukan rancangan RI-GRID, yaitu infrastruktur
komputasi grid di tingkat negara Republik Indonesia yang bertujuan memanfaatkan
sumber daya komputasi yang berada di institusi-institusi penelitian baik saat
ini maupun di masa akan datang sehingga dapat digunakan oleh para peneliti di
negara ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4.Arsitektur GRID
COMPUTING
Gambar 1 berikut menunjukkan
rancangan arsitektur infrastruktur komputasi grid. Seperti terlihat pada gambar
tersebut, GRID COMPUTING dibangun dengan jalan menggabungkan sistem- sistem
komputasi grid yang berada di institusi-institusi penelitian (GRID-2, 3, 4)
menjadi satu kesatuan. Konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak
masing-masing sistem di tingkat institusi dapat berbeda, namun dengan
mengoperasikan teknologi grid computing seperti GT4 pada simpul-simpul
penghubung dari masing-masing sistem, keseluruhan sistem membentuk satu
kesatuan infrastruktur komputasi grid. Dengan konfigurasi seperti ini, jika
dibutuhkan, pengguna di suatu institusi dapat memanfaatkan sumber daya
komputasi yang berada di luar institusinya.
Konfigurasi yang ditunjukkan pada
Gambar 1 di atas tidak menuntut masing-masing sistem di tingkat institusi untuk
merubah konfigurasi sistem masing-masing secara signifikan. Jika suatu
institusi telah mengimplementasikan suatu teknologi grid computing tertentu
seperti SUN Grid Engine (SGE) atau teknologi komputasi berbasis jaringan
seperti PVM, MPI, Condor maka sistem GT4 dapat dikonfigurasikan untuk
berkoordinasi dengan masing-masing teknologi tersebut.
Salah satu prasyarat dari pembentukan
GRID COMPUTING adalah tersedianya suatu backbone jaringan berkapasitas besar
untuk menghubungkan simpul-simpul penghubung di masing-masing institusi (harus
memiliki lebar pita mulai 2 Mbps sampai dengan 155 Mbps).
GRAM: Grid
Resource Allocation & Management
Komponen ini bertanggung
jawab dalam mengelola seluruh sumber daya komputasi yang tersedia dalam sistem
komputasi grid. Pengelolaan ini mencakup eksekusi program pada seluruh komputer
yang tergabung dalam sistem komputasi grid, mulai dari inisiasi, monitoring,
sampai penjadwalan (scheduling) dan koordinasi antar-proses.
Suatu hal yang menarik dengan
sistem GT4 adalah kemampuannya untuk bekerja sama dengan sistem-sistem
pengelolaan sumber daya komputasi yang telah ada sebelumnya seperti Condor,
PVM, atau MPI. Dengan mekanisme ini maka program-program yang telah dibangun
sebelumnya tidak perlu dibangun ulang atau kalaupun harus dimodifikasi,
modifikasinya minimum, jika akan dijalankan dalam lingkungan komputasi grid
berbasis GT4.
RFT/GridFTP:
Reliable File Transfer/Grid File Transfer Protocol
Komponen ini memungkinkan
pengguna mengakses data yang berukuran besar dari simpul-simpul komputasi yang
tergabung dalam sistem komputasi grid secara efisien dan dapat diandalkan. Hal
ini penting karena kinerja komputasi tidak saja bergantung pada seberapa cepat
komputer-komputer yang tergabung dalam sistem komputasi grid ini mengeksekusi
program, tetapi juga seberapa cepat data yang dibutuhkan dalam komputasi
tersebut dapat diakses. Perlu diingat bahwa, data yang dibutuhkan oleh suatu
proses tidak selalu berada pada komputer yang mengeksekusi proses tersebut.
MDS: Monitoring
& Discovery Service
Komponen ini memungkinkan
pengguna sistem GT4 melakukan monitoring proses komputasi yang tengah berjalan
sehingga masalah yang timbul dapat segera diketahui. Sementara itu, aspek
discovery dari komponen ini memungkinkan pengguna mengidenti-fikasi keberadaan
suatu sumber daya komputasi berikut karakteristiknya.
GSI: Grid Security
Infrastructure
Komponen ini bertanggung
jawab atas keamanan sistem komputasi grid secara keseluruhan. Komponen ini pula
yang merupakan salah satu ciri pembeda teknologi GT4 dengan teknologi-teknologi
pendahulunya seperti PVM atau MPI. Dengan diterapkannya mekanisme keamanan yang
terintegrasi dengan komponen-komponen komputasi grid lainnya, sistem berbasis
teknologi grid computing seperti GT4 dapat diakses oleh publik (WAN) tanpa
menurunkan tingkat keamanannya.
Sistem keamanan GT4 dibangun atas
komponen-komponen standar keamanan yang telah teruji, yang mencakup proteksi
data, autentikasi, delegasi, dan autorisasi. Konfigurasi dasar GT4
mengasumsikan baik pengguna maupun layanan menggunakan standar keamanan yang
menggunakan standar kunci publik X.509.
3. Penutup
Sistem komputasi berkinerja tinggi
berbasis teknologi grid computing tidak identik dengan sistem komputer berharga
mahal. Lebih lanjut, infrastruktur komputasi grid dapat dibangun dengan
menggabungkan sumber-sumber daya komputasi yang telah ada menjadi satu kesatuan
yang kemudian dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahkan, prinsipkolaborasi yang melandasi teknologi grid computing
dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk menerapkannya dalam konteks
kehidupan yang lain.
MANAJEMEN JARINGAN
LALU LINTAS
Abstraksi :
Tujuan dibuat
jurnal in membahas masalah yang berkaitan dengan Manajemen Jaringan Lalu
Lintas. Sebuah kategori yang relatif baru dari jaringan manajemen cepat menjadi
suatu keharusan dalam bisnis konvergensi Jaringan. Organisasi menengah dan
besar menemukan mereka harus mengontrol perilaku jaringan lalu lintas untuk
memastikan bahwa strategis mereka aplikasi selalu mendapatkan sumber daya yang
mereka butuhkan untuk tampil maksimal. Mengendalikan lalu lintas jaringan
memerlukan membatasi bandwidth yang untuk aplikasi tertentu, menjamin bandwidth
minimum kepada orang lain, dan tanda lalu lintas dengan prioritas tinggi atau
rendah. Latihan ini disebut Manajemen Jaringan Lalu Lintas.
1. Pendahuluan :
Jaringan komputer
adalah sebuah komunikasi data sistem yang interkoneksi sistem komputer di
berbagai situs yang berbeda. Sebuah jaringan dapat terdiri dari kombinasi dari
LAN, atau WAN. Lalu lintas jaringan dapat didefinisikan dalam beberapa cara.
Tapi dengan cara sederhana kita dapat mendefinisikan sebagai kepadatan data
yang ada dijaringan apapun. Dalam setiap jaringan komputer, ada banyak
perangkat komunikasi mencoba mengakses sumber daya dan pada saat yang sama
mendapatkan permintaanuntuk melakukan beberapa pekerjaan untuk beberapa
perangkat lain. Juga pada saat yang sama waktu beberapa jenis perangkat
komunikasi mungkin sibuk untuk menanggapi permintaan yang dibuat untuk mereka.
Jadi ada banyak pertukaran informasi dalam jaringan dalam bentuk permintaan,
respon dan kontrol data. Data ini pada dasarnya adalah dalam bentuk sejumlah
besar paket melayang-layang di Jaringan. Ini sejumlah besar data bertindak
sebagai beban pada Jaringan, yang menghasilkan memperlambat operasi perangkat
komunikasi lainnya. Karena ini ada banyak keterlambatan dalam kegiatan
komunikasi. Hal ini pada akhirnya menghasilkan kemacetan dari Jaringan. Ini
adalah deskripsi dari Lalu Lintas Jaringan dalam bentuk yang paling sederhana.
Dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa lalu lintas jaringan adalah beban
pada perangkat komunikasi dan sistem. Ini lalu lintas pada jaringan kini telah
mengakibatkan menengahdan organisasi besar menyadari bahwa mereka harus
mengontrol perilaku jaringan lalu lintas untuk memastikan bahwa aplikasi
strategis mereka selalu mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan untuk
melakukan lalu lintas jaringan secara optimal Pengendalian membutuhkan
bandwidth yang membatasi untuk aplikasi tertentu, menjamin bandwidth minimum
kepada orang lain, dan tanda lalu lintas dengan prioritas tinggi atau
rendah.Latihan ini disebut manajemen lalu lintas.
2. Proses Umum Untuk Manajemen Lalu
Lintas
Manajemen Lalu
Lintas terdiri dari penggabungan sejumlah kegiatan seperti di bawah ini:
3. Teknik Untuk Mengukur Jaringan Lalu
Lintas
Salah satu cara
termudah untuk memahami Lalu Lintas Jaringan untuk mempertimbangkan analogi
dengan lalu lintas jalan. pertimbangkan bahwa ada keadaan darurat dan seseorang
telah jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Tapi ketika ambulans
mencoba untuk membuat jalan melalui jalan kota, ia menemukan jalan benar-benar
diblokir dengan mobil dan bus. Solusi untuk situasi ini akan untuk seorang
polisi lalu lintas untuk masuk dan mengelola lalu lintas. Dia pertama kali akan
mengukur lalu lintas, dan kemudian memprioritaskan lalu lintas. Ambulans akan
mendapatkan prioritas tertinggi dan jalan akan dibuat kosong untuk ambulans
untuk lulus. Serupa halnya dengan Lalu Lintas Jaringan. Ketika Anda mengirim
permintaan pada jaringan, adalah mungkin bahwa
karena beberapa
masalah atau permintaan lain anda harus menunggu untuk beberapa waktu. Jika
selama periode waktu jumlah paket mengantri dan menunggu maka menghasilkan lalu
lintas. Setelah lalu lintas dibuat, Anda harus menunggu sampai selesai,yang
dapat untuk waktu yang lama, tergantung pada situasi. Jadi, harus ada beberapa
cara untuk menangani situasi ini. Solusi untuk ini adalah Manajemen Jaringan
Lalu Lintas dan prosesnya dimulai pertama dengan mengukur lalu lintas pada
jaringan.
1. Alasan Untuk Mengukur Jaringan Lalu
Lintas
Berikut ini adalah
resons yang akan kita memiliki ukuran lalu lintas jaringan :
a) Layanan
pemantauan - memastikan hal-hal menjaga bekerja.
b) Jaringan
perencanaan – menentukan kapasitas ketika lebih diperlukan.
c) Biaya pemulihan
- sering kali dan volume lalu lintas dapat memberikan datapenagihan.
d) Penelitian -
pemahaman yang lebih baik dari apa yang ada terjadi harus memungkinkan kita
untuk meningkatkan jaringan kinerja.
2. Lalu Lintas Internet
Metrik kinerja
dasar lalu lintas internet bisa terdaftar sebagai:
• Packet loss
• Keterlambatan
• throughput
• Ketersediaan
3.3 Pengendali
Untuk Pengukuran
Ada beberapa
pengendali lain sangat berkaitan dengan persyaratan pengukuranadalah
• Harga
• Tingkat
Perjanjian Layanan
• Baru layanan
• Aplikasi
4. Jaringan Pengukuran Lalu Lintas
Biasanya, manajemen
lalu lintas ditempatkan di tepi WAN dari situs perusahaan. Di sinilah LAN
berkecepatan tinggi memenuhi link akses yang lebih rendah kecepatan WAN.
Persimpangan Lanwan juga di mana kedua Internet dan lalu lintas masuk dan
keluar intranet perusahaan. Jadi itu adalah tempat yang ideal untuk lalu lintas
"jinak" dan untuk mengurangi dampak lalu lintas tidak kritis dan
bahkan mencurigakan mengambil di Internet. Membatasi atau memblokir sumber daya
jaringan yang tersedia untuk lalu lintassembrono atau tidak diinginkan
meningkatkan kinerja perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), pelanggan
relationship management (CRM), dan strategis lainnya, aplikasi
businesscritical. Selain pemantauan lalu lintas di tepi jaringan, ada masalah
performa murni untuk dipertimbangkan. WAN jaringan akses biasanya lebih lambat
dari LAN, umumnya karena alasan anggaran. Juga Bisnis membayar berulang biaya
bulanan untuk layanan WAN, sedangkan bandwidth LAN adalah gratis (setelah
investasi awal peralatan telah dibuat). Dengan kecepatan tinggi lalu lintas LAN
melambat pada lebih rendah kecepatan akses sirkuit, tepi LAN-WAN adalah di mana
kemacetan yang paling mungkin terjadi. Faktor lain yang penting perlu
dipertimbangkan di sini adalah bahwa sebagian besar aplikasi telah dikembangkan
untuk berjalan di LAN. Sekarang, jaringan lokal pada umumnya bebas dari
kemacetan dan jatuh di bawah kontrol total dari sebuahdepartemen IT internal.
Ini LAN yang dioptimalkan aplikasi berperilaku berbeda dalam lingkungan WAN.
Tidak hanya link akses WAN lebih lambat, tetapi layanan WAN juga dapat jatuh di
bawah lingkup manajemen penyedia jaringan ganda. Mengatur lalu lintas di segmen
jaringan membantu organisasi terdistribusi yang bergantung pada WAN untuk
melayani pengguna remote dengan sumber daya yang terpusat. Melakukan jadi
adalah masalah yang cukup sederhana. Dalam kebanyakan kasus, jaringan
administrator menggunakan GUI untuk mengatur parameter untuk beberapa bisnis
penting kebijakan dalam bahasa Inggris. Administrator kemudian mendorong tombol
untuk menyebarkan kebijakan-kebijakan ke berbagai segmen jaringan di mana
mereka harus ditegakkan.
5. Analisis Lalu Lintas
Setelah pemantauan
berturut-turut selama beberapa tahun, LAN dan WAN lalu lintas telah terlihat
mengikuti berbeda pola.
5.1 Lalu Lintas
LAN :
Lalu lintas di LAN
telah menunjukkan untuk menjadi diri serupa di alam. Mereka berarti jika saya
mengukur lalu lintas selama periode satu jam dan plot, itu akan mirip dengan
grafik untuk
lalu lintas diplot
selama satu hari. Dalam cara yang sama grafik hari akan mirip untuk lalu lintas
grafik diplot
selama seminggu dan grafik minggu untuk itu dari sebulan. Itu rintik
darivariasi
lalu lintas
mengulangi sendiri lebih teratur interval.
5.2 Lalu Lintas
WAN :Lalu lintas di WAN telah ditemukan bervariasi sesuai denganmodel berikut.
Model Poisson:
Lalu Lintas Alam di Internet telah diidentifikasi untuk mengkonfirmasi ke Model
Poisson. Model ini memberikan kita gambaran kasar tentang karakteristik Lalu
Lintas Internet.
Model ini
memperkirakan kemungkinan jumlah paket yang harus ada pada jaringan setelah
diberikan waktu
jika tingkat kedatangan rata-rata paket adalah ditentukan.
6. Manajemen Lalu Lintas
Melihat gambar di
bawah ini akan membuat pemahaman yang lalu lintas jaringan sebelum dan setelah
dikelola lebih jelas. Angka ini adalah penggambaran media transmisi sementara
itu
membawa
keberhasilan lalu lintas. Yang kita bisa melihat biasa aplikasi demikian
mungkin sebagai
video, audio
download dll mengambil bagia utama dari tersedia pita lebar. Misi aplikasi
kritis
yang tersisa
dengan hanya sekitar 40% bandwidth yang yang berarti bahwa ada mungkin akan
banyak penundaan dalam transmisi data atau pengolahan transaksi. Di sinilah
peran manajemen lalu lintas datang masuk.
Pengguna dapat
mengambil keputusan mengenai berapa banyak jumlah bandwidth yang ia ingin
menjaga khusus untuk misi kritis aplikasi dan kemudian sisanya dapat digunakan
untuk lainnya
normal aplikasi.
Dalam kedua tokoh kita dapat melihat bahwa lalu lintas telah dikelola
sedemikian rupa sehingga maksimum bandwidth yang (hampir 70%) telah disediakan
untuk misi kritis
aplikasi. 5% dari
bandwidth tidak digunakan yang juga dapat digunakan oleh aplikasi ini dalam
kasus
gelora lalu
lintas. Aplikasi normal adalah dibiarkan dengan hanya tentang 25% dari
bandwidth.
7. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan
kami ingin menekankan kembali bahwa, hari ini mengubah skenario, di mana cara
konvensional dalam melakukan hal tidak ada lagi memegang baik organisasi adalah
cepat menyadari bahwa agar mereka tetap pada langkah dengan orang lain dalam
lomba, mereka harus merangkul konsep Manajemen Jaringan. Juga cara di mana
kedua ukuran jaringan dan data yang rides pada mereka meningkat dari hari ke
hari, itu sudah menjadi keharusan untuk memonitor jenis yang lalu lintas yang
mengalir, prioritas dan kemudian mengelola lalu lintas sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar